Sorotan tajam justru akan ditujukan kepada sang pengadil di tengah lapangan yang akan memimpin pertandingan. Ini sangat bisa dimaklumi karena reputasi Barcelona yang saat ini dinilai banyak kalangan sering "dibantu" oleh keputusan-keputusan kontroversial dari wasit.
Sederetan fakta baru-baru ini menunjukkan bahwa Barca lebih lekat dengan keberuntungan karena keputusan kontroversi dari wasit di beberapa laga krusial Liga Champions. Bahkan lolosnya tim Catalan ke semifinal musim ini juga penuh tanda tanya setelah dua hadiah penalti yang didapatkan Barca saat melawan AC Milan di fase perempat final.
Sejarah pertemuan Barcelona dengan Chelsea di Liga Champions juga sering diwarnai kontroversi soal wasit. Setidaknya tiga kali wasit membuat keputusan yang menguntungkan Barca.
Musim 2004/2004, Chelsea yang kala itu dilatih Jose Mourinho kalah 1-2 di Camp Nou pada leg pertama babak 16 besar setelah Didier Drogba diusir di babak kedua. Mourinho kemudian menuding Pelatih Barcelona Frank Rijkaard masuk ke ruangan wasit di pertengahan babak dan berusaha untuk mempengaruhi wasit Anders Frisk.
Berselang setahun, Chelsea kembali merasa dirugikan oleh keputusan wasit Terje Hauge (Norwegia) yang mengkartu merah bek Chelsea Asier del Horno secara kontroversial di babak pertama. Bermain dengan 10 pemain, Chelsea akhirnya kalah 1-2 di Stamford Bridge hingga harus tersingkir di babak 16 besar.
Yang paling dikenang dari laga antara kedua tim adalah di musim 2008/2009, dengan melibatkan wasit Tom Henning Ovrebo. Laga yang dianggap penuh kontroversi tersebut terjadi di Stamford Bridge pada leg kedua babak semifinal.
Dalam pertandingan tersebut Chelsea unggul cepat melalui Michael Essien. Tapi Chelsea tak mampu ke final setelah gol Iniesta yang membuat Barca unggul agresivitas gol tandang setelah bermain imbang 0-0 di Camp Nou.
Pemain Chelsea dibuat sangat emosional lantaran mereka menganggap banyak keputusan kontroversial Ovrebo. The Blues mengklaim ada empat penalti yang harusnya mereka dapat.
Pelatih Chelsea saat itu, Guus Hiddink menyebut Ovrebo sebagai wasit terburuk. Bahkan Drogba sangat emosional dengan mengeluarkan kata-kata kotor hingga disanksi larangan empat kali main di Champions.
"Chelsea memang akan terkenang dengan kejadian itu, tapi keputusan wasit bukan urusan kami. Saat ini kami hanya memikirkan bagaimana kami bisa main lagi di sana dan meraih kemenangan," kata bek Barca Daniel Alves dilansir guardian.co.uk, Selasa (17/4).
Namun punggawa Chelsea menegaskan telah melupakan moment buruk itu. "Tak ada gunanya melihat ke belakang dan menyesalinya. Hal-hal seperti itu bisa terjadi di sepakbola," ujar Frank Lampard.
Keputusan UEFA menunjuk wasit yang tak kenal belas kasihan untuk memimpin laga antara Chelsea dan Barcelona di Stamford Bridge kali ini diharapkan bisa menghapus semua friksi kontroversi yang kerap mewarnai Barca.
Wasit tersebut adalah Felix Brych. Wasit berusia 36 itu terkenal dengan sikap tegas. Pria bergelar doktor di bidang hukum ini sangat royal mengeluarkan kartu kuning dan merah.
Brych juga yang memimpin laga Chelsea kontra Napoli di 16 besar musim ini di Stamford Bridge. Saat itu Chelsea menang dengan skor telak 4-1.
Kontroversi Wasit Chelsea-Barca:
* Leg Pertama 16 Besar Champions 2004/2005:
Pelatih Jose Morinho menuding Frank Rijkaard masuk ke ruang wasit Anders Frisk. Babak kedua, Didier Drogba dikeluarkan karena kartu merah dan Chelsea kalah 2-1.
* Leg Kedua babak 16 besar 2005/2006:
Bermain di Stamford Bridge, 22 Februari 2006, wasit Terje Hauge (Norwegia) mengkartu merah bek Chelsea Asier del Horno secara kontroversial di babak pertama. Bermain dengan 10 pemain, Chelsea akhirnya kalah 1-2 (agregat 2-3).
* Leg Kedua semifinal 2008/2009:
Guus Hiddink memaparkan pelanggaran yang harusnya berbuah penalti buat Chelsea adalah aksi Eric Abidal menarik baju Drogba, handball Gerard Pique dan Samuel Eto'o di kotak penalti serta pelanggaran Daniel Alves pada Florent Malouda. Wasit Tom Henning Ovrebo tak menggubris dan Chelsea gugur di semifinal karena kalah agregat gol tandang 1-1.
0 comments:
Post a Comment