"Karena yang sangat merasakan, bila terjadinya kenaikan harga BBM tersebut adalah masyarakat yang kehidupan ekonominya menengah ke bawah," katanya di Medan, Minggu.
Menurut dia, rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM per 1 April 2012 ini, tidak hanya membuat ketakutan atau "bingung" masyarakat, tetapi juga menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan mahasiswa.
"Ya, syukurlah harga BBM itu, tidak jadi naik atau mengalami penundaan. Kalau seandainya harga BBM itu naik, kemungkinan berbagai aksi protes yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat akan terus berlanjut," kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU itu.
Badaruddin mengatakan, dibatalkannya kenaikan harga BBM itu, diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi gigih dan tidak patah semangat untuk membangun usaha perekonomian mereka agar lebih maju lagi.
Sebab selama ini, jelasnya, isu-isu mengenai kenaikan harga BBM itu, jelas membuat para pengusaha kecil sempat mengalami kegoncangan perekonomian mereka.
Oleh karena itu, katanya, para pengusaha dan masyarakat yang mengalami masalah seperti ini, perlu terus didampingi dan diberikan arahan, sehingga mereka lebih bersemangat lagi mengembangkan usahanya.
"Masyarakat dan pengusaha, diharapkan kedepan harus lebih meningkat menjalankan usaha mereka, dan lebih besar lagi," katanya.
Dia mengatakan, ditundanya kenaikan BBM tersebut, juga dapat menenangkan para mahasiswa yang telah capek-capek berunjuk rasa dan selama ini memprotes dan tidak menerima rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi Rp1.500 per liter.
Sebelumnya, harga BBM bersubsidi itu hanya berkisar Rp4.500 per liter. "Kenaikan drastis Rp1.500 per liter itu, jelas sangat terasa bagi masyarakat," kata Dekan FISIP USU itu.
Lebih jauh, dia mengatakan, masyarakat mau pun mahasiswa juga dapat mengambil berbagai pengalaman yang sangat berharga dengan ditundanya kenaikan BBM tersebut.
Karena, katanya, akibat rencana kenaikan BBM itu, juga tidak sedikit mahasiswa yang mengalami luka-luka terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang menjaga objak vital milik pemerintah.
Selain itu, pengunjukrasa yang merasa emosi, juga ada yang merusak dan membakar pos polisi, terkait dengan rencana kenaikan BBM tersebut.
"Setelah ditundanya kenaikan harga BBM tersebut, diharapkan tidak ada lagi aksi demo yang menentang pemerintah. Mari kita ciptakan kedamaian bagi masyarakat, begitu juga terhadap mahasiswa calon-calon intelektual muda itu," kata Badaruddin.
0 comments:
Post a Comment